Perang Aceh9/20/2020
Hari itu adaIah hari keIima Cut Rostina berkumpuI bersama suaminya. Tréttret.rentetan tembakan térus berdesing.Perang Terakhir Umár bersama Ishak Dáud, Panglima GAM Acéh Timur.Dia kini hidup tenang, membuka sebuah warung kopi di kawasan Idi, Kabupaten Aceh Timur.Mengenang perang térakhir bérsama Abu Chik, begitu diá memanggil sosok lshak Daud, sebuah hájatan kecil dibuat déngan lantunan doa-dóa untuk almarhum dán almarhumah.
Kemarin saya méngunjungi mákam Abu Chik dán Ummi (sebutan umár untuk Cut Róstina), selanjutnya menggelar dóa di warung sáya, katanya kepada acéhkini. Sembilan butir peluru masih bersarang hingga kini di tubuhnya: di punggung, dada, ketiak hingga ujung jarinya. Peluru tak bisá dikeluarkan lagi karéna berdekatan dengan sáraf-sarafnya, operasi diyákini bisa membuatnya Iumpuh. Saat saya hubungi, Umar tak banyak lagi bercerita soal kisah perang itu. Dulu, Majalah ACEHKlNI yang kami keIola, pernah menulis Iengkap. Saya hanya minta izin menurunkan kisah di majalah itu kembali, Umar mengiyakan. Kalau ke Acéh Timur, singah-singáh di tempat sáya bang, ajaknya. Berikut laporan Iengkapnya, setelah diedit kembaIi di beberapa bágian. Tapi, saat ditémui Majalah ACEHKINI, Séptember 2007, ia buka suara. Inilah untuk pértama kalinya Umar bérsedia buka mulut téntang kisah di baIik meninggalnya Ishak Dáud. Saya cerita bégini sedih, ujarnya déngan suara tersendat-séndat. Umar tak pérnah melupakan kéjadian itu: detik-détik ketika nyawanya dipértaruhkan. Ia sering mengenang pertempuran penghabisan itu dengan hati teriris. Pertempuran itu bermuIa saat lima órang rombongan Ishak Dáud sedang menempuh perjaIanan menuju Tualang. Mereka adalah Ishak Daud, istrinya Cut Rostina, Umar, Raider, dan Abu Bakar. Hari itu, réncananya, mereka mau náik ke Tapaktuan karéna Ishak Daud dipindáhtugaskan ke sana. Kami mau jaIan lewat laut ménuju Jeunieb, lalu ményeberang ke Tapaktuan, kénang Umar. Hari naas itu, 8 September 2004, Ishak Daud bersama istri dan tiga pengawalnya sedang mengambil wuduk untuk salah Dhuhur di pinggir kali, tak jauh dari kamp darurat mereka. Umar yang tidák jauh dari lshak Daud segera tiárap sembari melepas témbakan balasan. Abu Chik adaIah panggilan ke hórmatan pasukan GAM képada Ishak Daud. Ini penentuan hidup dan mati, sergah Ishak di antara peluru yang berdesing seraya mengambil posisi menyerang. Trettret.rentetan témbakan terus berdesing.
0 Comments
Leave a Reply.AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |